Hari ke 74. Tantangan menulis 90 hari.

Sejarah yang Terlupakan.

Saya menerima telepon dari seseorang yang usianya sudah 70 tahun keatas. Jangan mengira dengan umur tersebut beliau ini orang yang lemah.

Justru di usianya yang seperti ini, beliau masih sangat semangat dalam berorganisasi. Beliau sampai sekarang masih menjadi ketua Majelis Ekonomi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Situbondo

Sebuah majelis yang mengurusi masalah sosial ekonomi dan kewirausahaan. Seperti Kepala Dinas Perekonomian di tingkat kabupaten.

Selain itu beliau juga sebagai sekretaris Forum Penyerap Aspirasi Masyarakat Situbondo. Disingkat Forpamaksi. Lembaga ini adalah sejenis lembaga swadaya masyarakat.

Salah satu yang sudah berhasil lembaga ini usulkan adalah penentuan hari jadi Kabupaten Situbondo atau harjakasi itu. Saya mengikuti diskusi ini beberapa waktu yang lalu.

Dari beliau ini saya diberitahu bahwa ada sebuah tugas yang menjadi pekerjaan rumah Forpamaksi. Yaitu membuat buku sejarah tentang perjuangan melawan penjajahan di Kabupaten Situbondo.

Suatu pekerjaan yang tidak mudah. Tetapi sudah ada jalan. Ada beberapa sumber tulisan yang bisa dijadikan sebuah buku. Tinggal ketik ulang, dan edit sana sini.

Dan pekerjaan itu diberikan kepada saya. Saya sebenarnya agak keberatan. Tetapi dengan adanya sumber tulisan itu, seperti nya akan sedikit meringankan. Dan tugas itu saya terima sebagai seorang editor saja.

Ini link tulisan editing saya https://docs.google.com/document/d/1m00eL4VLbY1dBf-_kP4SNoW3pyWie0l0q44QbOk0g4Q/edit?usp=drivesdk

Dan telepon itu adalah sebuah undangan untuk menghadiri rapat di rumah seorang dewan pembina yang usianya sudah 90 tahun. Daya ingatnya masih kuat.

Bapak ini mampu menceritakan pengalamannya ketika masa peperangan. Terutama agresi militer Belanda ke 2 pada tahun 1947 itu. Beliau orang yang jujur.

Karena beliau menegaskan, kalau selama perjuangan itu, beliau itu tidak mengikutinya. Beliau termasuk orang co. Istilah orang yang dianggap bekerjasama dengan Belanda. Namanya cooperation.

Tetapi diam diam beliau membantu perjuangan itu. Yaitu memberikan logistik untuk perjuangan. Mereka yang berjuang disebut non co. Yaitu non cooperation.

Sehingga akan menjadi objektif ketika sebuah sejarah ditulis dari sebuah sumber yang bukan pelaku sejarah. Terutama untuk menguatkan sumber utama dari kisah sejarah itu.

Dan rapat akan dihadiri oleh bapak wakil bupati itu. Sekaligus Bakal Calon Bupati. Yang belum mendapatkan rekom partai, meski sudah ada gambarnya.

Semoga dalam penulisan itu mendapatkan kemudahan. Dan dimudahkan dalam mendapatkan sumber sejarahnya.